Shaka adalah gerakan tangan ucapan salam yang dilakukan penduduk Hawaii dengan memperlihatkan ibu jari dan kelingking. Telunjuk, jari tengah dan jari manis ditekuk ke arah telapak tangan sementara bagian punggung tangan menghadap ke luar ke arah orang yang diberi salam. Untuk memperjelas maksud ke lawan bicara, isyarat shaka juga diberikan dengan pergelangan tangan yang digerak-gerakkan (bahasa Inggris: shaken sehingga konon isyarat ini disebut shaka).[1]
Isyarat shaka bisa bermakna OK, hebat, atau mahalo (bahasa Hawaii untuk terima kasih). Selain itu, shaka juga melambangkan "semangat Aloha" di Hawaii, yakni semacam sikap bersahabat dan saling pengertian antarberbagai kebudayaan yang dimiliki penduduk Hawaii. Isyarat ini juga dipakai untuk mengatakan halo atau sampai jumpa. Sewaktu berkendara di Hawaii, shaka bisa dipakai sebagai salam antarpengendara, ucapan terima kasih, atau permintaan maaf karena sudah mendahului kendaraan yang sebelumnya berada di depan.
Selain dilakukan orang Hawaii, isyarat ini juga dilakukan penggemar olahraga seperti berselancar, selancar layang-layang, papan luncur, selancar salju, dan skydiving. Di California, isyarat ini berarti hang loose. Tangan yang membentuk isyarat shaka juga berarti huruf Y dalam bahasa isyarat Amerika.
http://id.wikipedia.org/wi
Shaka (kadang dieja Tshaka, Tchaka atau Chaka; ± 1787 – ± 22 September 1828) adalah kepala suku Zulu yang dianggap berjasa mengubah sukunya dari suku yang kecil menjadi awal suatu bangsa yang wilayahnya membentang sebagian Afrika bagian Selatan antara sungai Phongolo dan Mzimkhulu.
http://id.wikipedia.org/wi
He is widely credited with uniting many of the Northern Nguni people, specifically the Mtetwa Paramountcy and the Ndwandwe into the Zulu kingdom, the beginnings of a nation that held sway over the large portion of southern Africa between the Phongolo and Mzimkhulu rivers, and his statesmanship and vigour marked him as one of the greatest Zulu chieftains.[1] He has been called a military genius for his reforms and innovations, and condemned for the brutality of his reign.[2][3] Other historians note debate about Shaka's role as a uniter versus a usurper of traditional Zulu ruling prerogatives, and the notion of the Zulu state as a unique construction, divorced from the localized culture and the previous systems built by his predecessor Dingiswayo.[4] Research continues into the character, methods and influence of the Zulu king, who still continues to cast a long shadow over the history of southern Africa.
http://en.wikipedia.org/wi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar